Kamis, 30 Mei 2013

IMAM-IMAM HADIST DAN KITABNYA



IMAM-IMAM HADIST DAN KITABNYA

Disusun Guna Memenuhi Tugas Makalah
Mata Kuliah : Ulumul Hadist
Dosen Pengampu : Ahmad Zaini, Lc.,MSI



 



                                                                                                                              









Disusun Oleh :
Zaenal Ulum            :   111521
Nilna Minah             :    111498
Hanik Rohayati        :    111510



 


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) KUDUS
JURUSAN TARBIYAH/PBA-B
TAHUN 2012
PENDAHULUAN
1.                  Latar Belakang
Ilmu hadits adalah sentral mekanisme syara’ bagi umat Islam, yang berisi segala larangan dan dasar-dasar hukum Islam. Dengan demikian, jelaslah orang-orang yang memiliki keahlian dibidang hadits mempunyai status kemuliaan dan derajat keutamaan yang paling tinggi. Secara interistik mereka termasuk kategori sahabat, Karena pengertian sahabat pada hakikatnya adalah orang yang melihat dan meneliti tingkah laku Nabi Muhammad saw serta menyaksikan tata cara beliau dalam segala hal-ikhwal ibadahnya dan adat kebiasaannya. Sedangkan orang-orang yang menggeluti ilmu hadits pada dasarnya adalah rekonstruksi psikhis terhadap gambaran-gambaran yang terdapat di dalam isi hadits serta menancapkan ke dalam pikirannya segala tingkah laku Nabi saw. Oleh karena itu, mereka termasuk dalam hukum menyaksikan, hanya saja mereka melihatnya tidak secara beraudiensi langsung.[1]
            Maka dari itu, begitu teramat pentingnya ilmu hadits kami mencoba untuk menyusun sebuah makalah tentang biografi ahli-ahli hadits khususnya biografi Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim. Karena ada pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang, kita akan mengenal terlebih dahulu tentang siapa itu Imam Al-Bukhari dan Imam Musliam, insyaAllah nanti kita akan semangat dalam mempelajari hadits-hadits yang beliau riwayatkan kepada kita semua.
2.                  Rumusan Masalah
1.                  Bagaimana biografi para perawi hadis?
2.                  Bagaimana pendapat ulama tentang para perawi hadis tersebut?

PEMBAHASAN
A.                BIOGRAFI PARA PERAWI HADIST
1.                  biografi imam bukhori ( 194 – 256 H = 810 – 872M )
a.                   Nama Lengkap dan Tanggal Kelahiran Imam Bukhari
Imam Bukhari adalah ahli hadits yang termasyhur diantara para ahli hadits sejak dulu hingga kini bersama dengan Imam Ahmad, Imam Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasai, dan Ibnu Majah. Bahkan dalam kitab-kitab fiqih dan hadits. Hadits-hadits beliau memiliki derajat yang tinggi. Sebagian menyebutnya dengan julukan Amirul Mukminin fil Hadits (Pemimpin kaum mukmin dalam hal Ilmu Hadits). Dalam bidang ini, hampir semua ulama di dunia merujuk kepadanya.
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari Al Ju’fi. Akan tetapi beliau lebih terkenal dengan sebutan Imam Bukhari, karena beliau lahir di kota Bukhara, Uzbekistan, Asia Tengah. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Syawal 194 H (21 Juli 810 M). Kakeknya bernama Bardizbeh, keturunan Persi yang masih beragama Zoroaster. Tapi orangtuanya, Mughoerah, telah memeluk Islam di bawah asuhan Al-Yaman el-Ja’fiy.
b.                  Karya-karya Imam Bukhari
Karyanya yang pertama berjudul Qudhaya as Shahabah wat Tabi’ien (Peristiwa-peristiwa Hukum di zaman Sahabat dan Tabi’ien). Kitab ini ditulisnya ketika masih berusia 18 tahun. Ketika menginjak usia 22 tahun, Imam Bukhari menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci bersama-sama dengan ibu dan kakaknya yang bernama Ahmad. Di sanalah beliau menulis kitab “At-Tarikh” (sejarah) yang terkenal itu. Beliau pernah berkata, “Saya menulis buku “At-Tarikh” di atas makam Nabi Muhammad SAW di waktu malam bulan purnama”.
Karya Imam Bukhari lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami’ ash Shahih, Al-Adab al Mufrad, At Tharikh as Shaghir, At Tarikh Al Awsat, At Tarikh al Kabir, At Tafsir Al Kabir, Al Musnad al Kabir, Kitab al ‘Ilal, Raf’ul Yadain fis Salah, Birrul Walidain, Kitab Ad Du’afa, Asami As Sahabah dan Al Hibah. Diantara semua karyanya tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami’ as-Shahih yang lebih dikenal dengan nama Shahih Bukhari. Karya Imam Al Bukhari yang lain yang terkenal adalah kitab At-Tarikh yang berisi tentang hal-ihwal para sahabat dan tabi’in serta ucapan-ucapan (pendapat-pendapat) mereka. Di bidang akhlak belau menyusun kitab Al Adab Al Mufrad. Dan di bidang akidah beliau menyusun kitab Khalqu Af’aal Al Ibaad.
c.                   Tanggal Wafat Imam Bukhari
Imam Al Bukhari wafat pada malam Idul Fithri tahun 256 H. ketika beliau mencapai usia 62 (enam puluh dua) tahun. Jenazah beliau dikuburkan di Khartank, nama sebuah desa di Samarkand. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Al Imam Al Bukhari.[2]
2.                  BIOGRAFI IMAM MUSLIM  (206 – 261 H)
a.                   Nama Lengkap dan Tanggal Kelahiran Imam Muslim
Penghimpun dan penyusun hadits terbaik kedua setelah Imam Bukhari adalah Imam Muslim. Nama lengkap beliau ialah Imam Abdul Husain bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz al-Qusyairi an-Naisaburi. Ia juga mengarang kitab As-Sahih (terkenal dengan Sahih Muslim). Dia dilahirkan di Naisabur tahun 206 H. Sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim Abu Abdullah dalam kitabnya "Ulama’ul Amsar. Imam Muslim adalah penulis kitab syahih dan kitab ilmu hadits. Dia adalah ulama terkemuka yang namanya tetap dikenal sampai kini.
b.                  Karya-karya Imam Muslim
Imam muslim mempunyai kitab hasil tulisannya yang jumlahnya cukup banyak. Di antaranya adalah : Al-Jamius Syahih yang judul aslinya, Al-Musnad Al-Shahih Al-Mukhtashar min Al-Sunan ibn Naql Al-‘Adl ‘an Al-‘Adli ‘an Rasul Allah. Kitab shahih ini berisikan 7273 buah hadits, termasuk dengan yang terulang. Kalau di kurangi dengan hadits-hadits yang terulang tinggal 4000 buah hadits, Al-Musnadul Kabir Alar Rijal, Kitab al-Asma' wal Kuna, Kitab al-Ilal, Kitab al-Aqran, Kitab Sualatihi Ahmad bin Hanbal, Kitab al-Intifa' bi Uhubis Siba', Kitab al-Muhadramain, Kitab Man Laisa Lahu illa Rawin Wahidin, Kitab Auladus Sahabah, Kitab Auhamul Muhadisin.
            Kitabnya yang paling terkenal sampai kini ialah Al-Jamius Syahih atau Syahih Muslim. Di antara kitab-kitab di atas yang paling agung dan sangat bermanfaat luas, serta masih tetap beredar hingga kini ialah Al Jami’ as-Sahih, terkenal dengan Sahih Muslim.
c.                   Tanggal Wafat Imam Muslim
Setelah mengarungi kehidupan yang penuh berkah, Imam Muslim wafat pada hari Ahad sore, dan di makamkan di kampung Nasr Abad daerah Naisabur pada hari Senin, 25 Rajab 261 H dalam usia 55 tahun. Selama hidupnya, Imam Muslim telah menulis beberapa kitab yang sangat bermanfaat. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Imam Muslim.[3]
3.                  BIOGRAFI IMAM ABU DAWUD ( 202 H – 275 H = 817 M – 889 M )
a.                   Nama Lengkap dan Tanggal Kelahirannya
Beliau bernama Imam Al Hafidz Al Faqih Sulaiman bin Imron bin Al Asy`ats bin Ishaq bin Basyir bin Syidad bin Amr bin Imron -atau disebut dengan Amir- Al Azdy As Sajistaanydan dilahirkan pada tahun 202 H/817M di kota Sajistaan (terletak antara Iran dengan Afganistan ), menurut kesepakatan referensi yang memuat biografi beliau,demikian juga didasarkan keterangan murid beliau yang bernama Abu Ubaid Al Ajury ketika beliau wafat,ketika berkata: aku telah mendengar dari Abi Daud ,beliau berkata : Aku dilahirkan pada tahun 202 H / 817 M (Siyar A`lam An Nubala` 13/204).
b.                  Karya – Karya Abu Dawud
Diantara karyanya yang terbesar dan sangat berfaedah bagi para mujtahid ialah kitab Sunan yang kemudian terkenal dengan nama Sunan Abu Dawud. Beliau mengaku telah mendengar Hadits dari Rasulullah SAW. Sebanyak 500.000 buah. Dari jumlah itu beliau seleksi dan ditulis dalam kitab Sunannya sebanyak 4.800 buah. Beliau berkata: “Saya tidak meletakkan sebuah Hadits yang telah disepakati orang banyak untuk ditinggalkanya. Saya jelaskan dalam kitab tersebut nilainya dengan shahih, semi shahih ( yusybihuhu ), mendekati shahih ( yuqarribuhu ), dan jika dalam kitab saya tersebut terdapat hadits yang wahnun syadidun ( sangat lemah ) saya jelaskan. Adapun yang tidak kami beri penjelasan sedikitpun, maka hadits tersebut bernilai shalih dan sebagian dari hadits yang shalih ini ada yang lebih shahih dari yang lain.
Menurut pendapat Ibnu Hajar, bahwa istilah shalih Abu Dawud ini lebih umum daripada jika dikatakan bisa dipakai hujjah dan bisa dipakai I’tibar.
Adapun kitab-kitab karangan Abu Dawud antara lain, yaitu: Kitab as-Sunan, Kitab al-Marasil, Kitab al-Qadar, An-Nasikh Wal Mansukh, Fada rosquilul A’mal, Kitab az-Zuhud, Dalailun Nubuwah, Ibtida’ul Wahyu, Ahbarul Khawarij. Di antara kitab tersebut, yang paling populer adalah kitab as-Sunan, yang biasa dikenal dengan Sunan Abu Dawud.
c.                 Tanggal Wafat Abu Dawud
Setelah hidup penuh dengan kegiatan ilmu, mengumpulkan dan menyebarluaskan hadits, Abu Dawud wafat di Basrah, tempat tinggal atas permintaan Amir sebagaimana yang telah diceritakan. la wafat tanggal 16 Syawal 275 H(20 Februari 889 M) dan disholatkan janazahnya oleh Abbas bin Abdul Wahid Al Haasyimy. Imam Abu Dawud meninggalkan seorang putra bernama Abu Bakar Abdullah bin Abu Dawud. Dia adalah seorang Imam hadits putra seorang imam hadits pula. Dilahirkan tahun 230 H. dan wafat tahun 316 H Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan rida-Nya kepada-nya.[4]

4.                  BIOGRAFI IMAM AT TIRMIDZI ( 209 – 279 H = 822 - 892 M )
a.                   Nama Lengkap dan Tanggal Kelahiran At Tirmidzi
Nama Imam al-Tirmidzi amat panjang, yakni Abu Isa Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dhahhak al-Sulami al-Dharir al-Bughi al-Tirmidzi. Beliau dilahirkan pada tahun 209 H di desa Tirmidz, sebuah kota kuno yang terletak di pinggiran sungai Jihon (Amoderia), sebelah utara Iran.
b.                  Karya-karya At Tirmidzi
Abu Isa Muhammad bin Isa bin Surah At Tirmidzi (lebih dikenal sebagai Imam Turmudzi/ At Turmudzi/ At Tirmidzi) adalah seorang ahli hadits. Ia pernah belajar hadits dari Imam Bukhari. Ia menyusun kitab Sunan At Turmudzi dan Al Ilal. Ia mengatakan bahwa dia sudah pernah menunjukkan kitab Sunannya kepada ulama ulama Hijaz, Irak dan Khurasan dan mereka semuanya setuju dengan isi kitab itu. Karyanya yang mashyur yaitu Kitab Al-Jami’ (Jami’ At-Tirmizi). Ia juga tergolong salah satu "Kutubus Sittah" (Enam Kitab Pokok Bidang Hadits) dan ensiklopedia hadits terkenal. Imam Tirmizi juga banyak menulis kitab-kitab. Di antaranya: Kitab Al-Jami’, terkenal dengan sebutan Sunan at-Tirmidzi, Kitab Al-‘IlalKitab At-TarikhKitab Asy-Syama’il an-NabawiyyahKitab Az-ZuhdKitab Al-Asma’ wal-Kuna.


c.                   Tanggal Wafat At Tirmidzi
Setelah menjalani perjalanan panjang untuk belajar, mencatat, berdiskusi dan tukar pikiran serta mengarang, ia pada akhir kehidupannya mendapat musibah kebutaan, dan beberapa tahun lamanya ia hidup sebagai tuna netra; dalam keadaan seperti inilah akhirnya at-Tirmizi meninggal dunia. Ia wafat di Tirmiz pada malam Senin 13 Rajab tahun 279 H (8 Oktober 892) dalam usia 70 tahun. Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Al Imam At Tirmidzi.[5]

5.                   BIOGRAFI AN NASA’I ( 215 – 303 H )
a.                   Nama Lengkap dan Tanggal Kelahiran An Nasa’i
Nama lengkap Imam al-Nasa’i adalah Abu Abd al-Rahman Ahmad bin Ali bin Syuaib bin Ali bin Sinan bin Bahr al-khurasani al-Qadi. Lahir di daerah Nasa’ pada tahun 215 H.
Ada juga sebagian ulama yang mengatakan bahwa beliau lahir pada tahun 214 H. Beliau dinisbahkan kepada daerah Nasa’ (al-Nasa’i), daerah yang menjadi saksi bisu kelahiran seorang ahli hadis kaliber dunia. Beliau berhasil menyusun sebuah kitab monumental dalam kajian hadis, yakni al-Mujtaba’ yang di kemudian hari kondang dengan sebutan Sunan al-Nasa’i.
b.                  Karya-karya An Nasa’i
Sudah mafhum dikalangan peminat kajian hadits dan ilmu hadits, para imam hadits merupakan sosok yang memiliki ketekunan dan keuletan yang patut diteladani. Dalam masa ketekunannya inilah, para imam hadits kerap kali menghasilkan karya tulis yang tak terhingga nilainya. Tidak ketinggalan pula Imam an-Nasa’i. Karangan-karangan beliau yang sampai kepada kita dan telah diabadikan oleh pena sejarah antara lain; al-Sunan al-Kubra, al-Sunan al-Sughra (kitab ini merupakan bentuk perampingan dari kitab al-Sunan al-Kubra), al-Khashais, Fadhail al-Shahabah, dan al-Manasik.
Sekarang, karangan Imam an-Nasa’i paling monumental adalah Sunan an-Nasa’i. Sebenarnya, bila ditelusuri secara seksama, terlihat bahwa penamaan karya monumental beliau sehingga menjadi Sunan an-Nasa’i sebagaimana yang kita kenal sekarang, melalui proses panjang, dari Sunan al-Kubra, Sunan al-Sughra, al-Mujtaba, dan terakhir terkenal dengan sebutan Sunan an-Nasa’i. Menurut sebuah keterangan yang diberikan oleh Imam Ibn al-Atsir al-Jazairi dalam kitabnya Jami al-Ushul, kitab ini disusun berdasarkan pandangan-pandangan fiqh mazhab Syafi’i.
c.                   Tanggal Wafat An Nasa’i      
Setahun menjelang kemangkatannya, beliau pindah dari Mesir ke Damsyik. Dan tampaknya tidak ada konsensus ulama tentang tempat meninggal beliau. Al-Daruqutni mengatakan, beliau di Makkah dan dikebumikan diantara Shafa dan Marwah. Pendapat yang senada dikemukakan oleh Abdullah bin Mandah dari Hamzah al-’Uqbi al-Mishri.[6]
Sementara ulama yang lain, seperti Imam al-Dzahabi, menolak pendapat tersebut. Ia mengatakan, Imam al-Nasa’i meninggal di Ramlah, suatu daerah di Palestina. Pendapat ini didukung oleh Ibn Yunus, Abu Ja’far al-Thahawi (murid al-Nasa’i) dan Abu Bakar al-Naqatah. Menurut pandangan terakhir ini, Imam al-Nasa’i meninggal pada tahun 303 H dan dikebumikan di Bait al-Maqdis, Palestina. Semoga jerih payahnya dalam mengemban wasiat Rasullullah guna menyebarluaskan hadits mendapatkan balasan yang setimpal di sisi Allah. Amiiin.

6.                   BIOGRAFI IBNU MAJAH ( 209 – 273 H )
a.                   Nama Lengkap dan Tanggal Kelahiran Ibnu Majah
Nama lengkap beliau adalah Imam Abu Abdullah Muhammad bin Yazid bin Majah ar-Rabi’i al-Qarwini, pengarang kitab As-Sunan dan kitab-kitab bemanfaat lainnya.. Kata itu adalah gelar ayah Muhammad, bukan gelar kakeknya, seperti diterangkan penulis Qamus jilid 9, hal. 208. Ibn Katsir dalam Al-Bidayah wan-Nibayah, jilid 11, hal. 52. Imam Ibn Majah dilahirkan di Qaswin pada tahun 209 H. Ia lebih akrab dipanggil Ibnu Majah.
b.                  Karya-karya Ibnu Majah
Beliau adalah muhaddits ulung, mufassir dan seorang alim. Beliau memiliki beberapa karya tulis, di antaranya:
-          Kitab As-Sunan, yang merupakan salah satu Kutubus Sittah (Enam Kitab Hadits yang Pokok).
-          Kitab Tafsir Al-Qur’an, sebuah kitab tafsir yang besar manfatnya seperti diterangkan Ibn Katsir.
-          Kitab Tarikh Ibnu Majah, berisi sejarah sejak masa sahabat sampai masa Ibnu Majah.
Al-Imam al-Bushiri (w. 840) menulis ziadah (tambahan) hadits di dalam Sunan Abu Dawud yang tidak terdapat di dalam kitabul khomsah (Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan Nasa’i dan Sunan Tirmidzi) sebanyak 1552 hadits di dalam kitabnya Misbah az-Zujajah fi Zawaid Ibni Majah serta menunjukkan derajat shahih, hasan, dhaif maupun maudhu’. Oleh karena itu, penelitian terhadap hadits-hadits di dalamnya amatlah urgen dan penting.
c.                   Tanggal Wafat Ibnu Majah
Setelah sekian lama mendedikasikan hidup dan pikirnya kepada Islam, Sang Khaliq akhirnya memanggil Imam Ibnu Majah selama-lamanya. Beliau wafat pada tanggal 22 Ramadhan 273 H. Jenazahnya dishalatkan oleh saudaranya, Abu Bakar. Dan dimakamkan di tanah kelahirannya, Qazwin, Irak. Sedangkan pemakamannya dilakukan oleh kedua saudaranya, Abu Bakar dan Abdullah serta putranya, Abdullah. Umat Islam terus mengenangnya melalui berbagai karyanya, terutama Kitab Sunan Ibnu Majah yang termasuk dalam Kutubus Sittah (Enam Kitab Utama Hadits). Semoga Allah Ta’ala mencurahkan rahmat-Nya kepada Ibnu Majah.

B.                 PUJIAN PARA ULAMA TERHADAP IMAM-IMAM HADITS
Pujian Ulama pada Imam Bukhari
Imam Bukhari diakui memiliki daya hapal tinggi, yang diakui oleh kakaknya Rasyid bin Ismail. Kakak sang Imam ini menuturkan, pernah Bukhari muda dan beberapa murid lainnya mengikuti kuliah dan ceramah cendekiawan Balkh. Tidak seperti murid lainnya, Bukhari tidak pernah membuat catatan kuliah. Ia sering dicela membuang waktu karena tidak mencatat, namun Bukhari diam tak menjawab. Suatu hari, karena merasa kesal terhadap celaan itu, Bukhari meminta kawan-kawannya membawa catatan mereka, kemudian beliau membacakan secara tepat apa yang pernah disampaikan selama dalam kuliah dan ceramah tersebut. Tercenganglah mereka semua, lantaran Bukhari ternyata hafal di luar kepala 15.000 hadits, lengkap dengan keterangan yang tidak sempat mereka catat. Beliau pernah berkata, “Saya hafal seratus ribu hadits shahih, dan saya juga hafal dua ratus ribu hadits yang tidak shahih”. Pada kesempatan yang lain belau berkata, “Setiap hadits yang saya hafal, pasti dapat saya sebutkan sanad (rangkaian perawi-perawi)-nya”.
Pujian Ulama pada Imam Muslim
Apabila Imam Bukhari sebagai ahli hadits nomor satu, ahli tentang ilat--ilat (cacat) hadits dan seluk beluk hadits, dan daya kritiknya sangat tajam, maka Muslim adalah orang kedua setelah Bukhari, baik dalam ilmu, keistimewaan dan kedudukannya. Hal ini tidak mengherankan, karena Muslim adalah salah satu dari muridnya.
Imam Muslim mendapat pujian dari ulama hadits dan ulama lainnya. Al--Khatib al-Bagdadi meriwayatkan dari Ahmad bin Salamah, katanya "Saya me-lihat Abu Zur’ah dan Abu Hatim selalu mengutamakan Muslim bin al-Hajjaj dari pada guru-guru hadits lainnya. Al-Khatib al-Bagdadi juga berkata: "Muslim telah mengikuti jejak Bukhari, mengembangkan ilmunya dan mengikuti jalannya." Pernyataan ini bukanlah menunjukkan bahwa Muslim hanya seorang pengikut saja. Sebab ia mempunyai ciri khas tersendiri dalam menyusun kitab, serta memperkenalkan metode baru yang belum ada sebelumnya. Ishak bin Mansur al-Kausaj berkata kepada Muslim: "Kami tidak akan kehilangan kebaikan selama Allah menetapkan engkau bagi kaum muslimin."
Ibnu Abi Hatim mengatakan: "Muslim adalah penghafal hadits. Saya menulis hadits dari dia di Ray." Abu Quraisy berkata: "Di dunia ini, orang yang benar-benar ahli hadits hanya empat orang. Di antaranya adalah Muslim." Maksudnya, ahli hadits terkemuka di masa Abu Quraisy. Sebab ahli hadits itu cukup banyak jumlahnya.
Pujian Ulama Pada Abu Dawud
Abu Dawud termasuk ulama yang mencapai derajat tinggi dalam beribadah, kesucian diri, kesalihan dan wara’ yang patut diteladani. Sebagian ulama berkata: "Perilaku Abu Dawud, sifat dan kepribadiannya menyerupai Imam Ahmad bin Hanbal. Imam Ahmad bin Hanbal menyerupai Waki’, Waki’ seperti Sufyan as-Sauri, Sufyan seperti Mansur, Mansur menyerupai Ibrahim an-Nakha’i, Ibrahim menyerupai Alqamah. "Alqamah seperti Ibnu Mas’ud, dan Ibnu Mas’ud seperti Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wasallam. Sifat dan kepribadian seperti ini menunjukkan kesempurnaan beragama, prilaku dan akhlak Abu Dawud. Abu Dawud mempunyai falsafah tersendiri dalam berpakaian. Salah satu lengan bajunya lebar dan satunya lagi sempit. Bila ada yang bertanya, dia menjawab: "Lengan yang lebar ini untuk membawa kitab, sedang yang satunya tidak diperlukan. Kalau dia lebar, berarti pemborosan."
Pujian Ulama pada At Tirmidzi
Abu ‘Isa aat-Tirmizi diakui oleh para ulama keahliannya dalam hadits, kesalehan dan ketakwaannya. Ia terkenal pula sebagai seorang yang dapat dipercaya, amanah dan sangat teliti. Para ulama besar telah memuji dan menyanjungnya, dan mengakui akan kemuliaan dan keilmuannya. Al-Hafiz Abu Hatim Muhammad ibn Hibban, kritikus hadits, menggolongkan Tirmizi ke dalam kelompok "Siqat" atau orang-orang yang dapat dipercayai dan kokoh hafalannya. Ia terkenal sebagai seorang yang dapat dipercaya, seorang ulama dan imam yang menjadi ikutan dan yang berilmu luas. Kitabnya Al-Jami’us Sahih sebagai bukti atas keagungan derajatnya, keluasan hafalannya, banyak bacaannya dan pengetahuannya tentang hadits yang sangat mendalam.
Pujian Ulama pada An Nasa’i
Imam al-Nasa’i sangat teliti dalam menyeleksi hadits-hadits yang termuat dalam kitab pertama. Oleh karenanya, banyak ulama berkomentar “Kedudukan kitab al-Sunan al-Sughra dibawah derajat Shahih al-Bukhari dan Shahih Muslim. Di dua kitab terakhir, sedikit sekali hadis dhaif yang terdapat di dalamnya”. Imam an-Nasa’i merupakan figur yang cermat dan teliti dalam meneliti dan menyeleksi para periwayat hadits.
Imam al-Nasa’i. tidak hanya ahli dalam bidang hadits dan ilmu hadits, namun juga mumpuni dalam bidang fiqh. Ad-Daruquthni pernah mengatakan, beliau adalah salah seorang Syaikh di Mesir yang paling ahli dalam bidang fiqh pada masanya dan paling mengetahui tentang hadits dan para rawi.
Pujian Ulama pada Ibnu Majah
Ibnu Majah adalah seorang kepercayaan yang besar, yang disepakati tentang kejujurannya, dapat dijadikan argumentasi pendapat-pendapatnya. Ia mempunyai pengetahuan luas dan banyak menghafal hadits.”
Ibnu Katsir berkata,” Ibnu Majah pengarang kitab Sunan, susunannya itu menunjukan keluasan ilmunya dalam bidang Usul dan furu’, kitabnya mengandung 30 Kitab; 150 bab, 4.000 hadits, semuanya baik kecuali sedikit saja”.
Kejujuran, kecerdasan dan pengetahuannya yang sangat luas telah menobatkan beliau menjadi ulama ternama. Seorang penuntut ilmu yang cerdas tidak ada artinya apabila tidak memiliki keindahan akhlak, tetapi seorang penuntut ilmu tadi akan lebih terhormat dan mulia pula. Karena akhlak mulia adalah simbol atau refleksi dari ilmu yang dimilikinya. Statement ini diperkuat dengan kalam Allah dalam Al-Quran : "…Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dengan beberapa derajat, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan".[7]
KESIMPULAN
Para ahli hadits yang telah disebutkan di atas merupakan imam-imam hadits yang termasyhur dikalangan kita. Mereka memiliki kharismatik yang tinggi dalam bidang hadits, terbukti dari kedhabitannya. Mereka juga membukukan hadits-hadits yang mereka hafal ke dalam kitab-kitab tertentu yang sampai sekarang kemuliaannya masih terjaga dan menjadi rujukan dalam memecahkan masalah.
Telah diakui oleh Jumhur ulama, bahwa shahil Al-Bukhari adalah seshahih-shahih kitab hadits dan sebesar-besar pemberi faedah, sedang shahih Muslim secermat-cermat isnadnya dan sekurang-kurang perulangannya, sebab sebuah hadits yang telah beliau letakkan pada suatu maudhu’, tidak lagi ditaruh di maudhu’ lain. Jadi Kitab shahih ini berada satu tingkat di bawah shahih Bukhari.
PENUTUP
Demikian uraian makalah yang dapat kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun pemaparan, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.Kesempurnaan hanya milik Allah dan kekurangan pasti milik manusia.Karena itu tidak lupa kritik dan saran yang membangun selalu kami harapkan untuk kesempurnaan makalah kami.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA

Majalah as-Sunnah, no.02/Th.I, Jumada Tsani-Rajab 1413 H/ Desember 1992 M
Ilmu Ushul hadits. Prof. Dr. Muhammad Alawi Al-Maliki. Pustaka pelajar. 2006
Muhammad ‘Ajaj al-Khathib, U¡ l al-Had³£, Dar al-Fikr, Beirut, 1989
                                                      
Muhammad az-Zahrani, Tadw³n as-Sunnah an-Nabawiyyah, Maktabah as-¢ad³q, Madinah, tt



[1] Ilmu Ushul hadits. Prof. Dr. Muhammad Alawi Al-Maliki. Pustaka pelajar. 2006. h.17

[2] Muhammad az-Zahrani, Tadw³n as-Sunnah an-Nabawiyyah, Maktabah as-¢ad³q, Madinah, tt

[3] Ibid. H.47
[4] Majalah as-Sunnah, no.02/Th.I, Jumada Tsani-Rajab 1413 H/ Desember 1992 M
[5] Ibid. H.43
[6] Opcit. H.47
[7] Muhammad ‘Ajaj al-Khathib, U¡ l al-Had³£, Dar al-Fikr, Beirut, 1989

Tidak ada komentar:

Posting Komentar